Saturday, January 10, 2009

Mahalnya sebuah pengorbanan.


5 November 2007,

Sindhu sayang, kamu sedang apa nak? Mama rindu sekali.

Tahukah kamu sayang, di setiap tetes darahmu, mengalir darah mama dan papa. Di setiap detak jantung mama, terhembus namamu.

Sayangku, engkau mengalir di setiap pembuluh nadi mama.

Kita berasal dari satu tubuh yang sama, tubuh mama.

Sel sel yang sama, sel sel mama. Membelah satu satu, membentuk dirimu, Nak. Kita adalah satu. Sebesar apapun jarak yang membentang di antara kita, kita tidak akan bisa melepas ikatan ini. Rasa ini, kasih ini, sayang ini, cinta ini.

Aku mencintaimu, Nak, sepenuh ragaku, segenap jiwaku.

Berpisah darimu tak pernah sanggup kujalani. Saat ini ku tak berpisah darimu. Karena kau selalu ada di hatiku. Tumbuh di relung jiwaku. Kita takkan terpisahkan, Nak. Di sinilah tempatmu. Padaku. Tak ada yang bisa mengambilmu dariku. Walau ragamu tak bersamaku, tapi jiwamu, akan selalu bersamaku.

Sindhu, kasihku, Arjunaku. Berjuanglah kau Nak, ini peperangan kita dalam dharma kita. Maafkan mama menempatkanmu dalam posisi ini. Tapi Sindhu, kau anak yang kuat. Kau sanggup menjalaninya. Mama selalu ada di sini untuk Sindhu. Akan ada saatnya nanti kita akan melalui hari bersama. Sabar ya sayang, tugasmu adalah membahagiakan Pak Ayan dan Buk Dek. Bahagiakan mereka, Nak. Dengan itu mamapun bahagia. Andai aku boleh jujur, sakit sekali hati ini. Mana bisa ini terjadi. Maafkan mama Nak. Mama pantas menerima penderitaan ini. Menahan rindu yang mengiris bagai sembilu.

Sindhu, sayang. Mama teringat saat Sindhu ada di perut mama. Andai Sindhu tahu, saat yang paling membahagiakan mama adalah saat saat mama mengandung Sindhu. Saat kita selalu bersama, di setiap detik di setiap langkah. 9 bulan yang paling membahagiakan. Mama sangat yakin kalau mama sedang mengandung seorang anak yang tampan, pintar, kuat, dan baik hati.

Perpaduan dari kekuatan Mama dan Papa. Yang terbaik dari Mama dan Papa.

Itu sebabnya Sindhu, kami tidak mengkhawatirkanmu, karena engkau adalah anak yang kuat. Apapun yang terjadi dalam hidupmu, kami tahu kalau engkau akan survive. You will make it. Engkau anak kami, engkau pasti bisa. Engkau pasti kuat.

Aku mencintaimu. Begitu mencintaimu. Berjuanglah dalam kasihku.

2 comments:

  1. Cinta Kasih orang tua terutama sang Ibunda tak akan lekang di makan waktu. Dan dalam perjalanan kehidupan ini ada kegalauan untuk merelakan sang Anak dalam asuhan orang lain namun ada keikhlasan yang dalam dan kepercayaan untuk sang Buah Hati untuk mengarungi samudera kehidupan.

    Begitu dalam ketika Cinta Kasih dan Keikhlasan berpadu menembus kegalauan yang berkecamuk dalam batin manusia.

    sodja,

    Budi Kurniawan - Sang Pengelana Kehidupan

    ReplyDelete
  2. hmm.. jadi teringat pada "Kasih Ibu Sepanjang Masa",.. salahsatu lagu kesukaan dimasa kecil dulu, :)

    ReplyDelete